Maaf, sore ini aku terlambat Fatma. Sengaja pula ku tak membawa bunga seperti biasa. Sebab, hari ini aku punya sesuatu yang istimewa untukmu. Sebungkus kupang lontong sebagai kado ultahmu. Fatma, kupang lontong ini seakan mengajakku kembali mengurai memori. Tentang nostalgia saat kita masih bersama. Menjadi sepasang muda yang hidup dengan kondisi serba papa. Bertarung melawan pahit getir dunia. Mengais rejeki di sela aroma aspal kota Surabaya. Musisi jalanan, begitu biasa orang menyebutkan.
Tepat di tanggal ini, lima tahun yang lalu genap tujuh belas usiamu. Masih saja kuingat akan permintaan yang dulu lembut kau bisikkan. "Kado aku dengan kupang lontongmu." Duh kah Fatma, kau pribadi yang begitu sederhana. Tak berlebih meminta di harimu yang sarat bahagia. Padahal sebenarnya aku sudah menyusun sebuah rencana. Menyisihkan semua receh hasil keringatku untuk memanjakanmu. Membelikanmu sebuah kado istimewa, yang lebih dari sekedar sebungkus kupang lontong saja. Tapi, kau telah menghancurkan rencanaku Fatma! Sengaja hanya kupang lontong saja yang kamu pinta. Sepertinya kau pun telah menyusun rencana sebelumnya. Ya aku tahu, kau sebenarnya hanya ingin berbagi denganku. Sebab, kau begitu tahu jika aku dan kamu memiliki selera yang satu. Sama-sama menggemari kupang lontong di ujung Jalan Kapten Bhirawa itu.
Malam itu sepanjang pinggir jalan Bhirawa seakan menjadi catwalk romantika kita. Saling bergandeng tangan mesra. Merayakan ultahmu dengan cara kita. Sejenak melupakan pahit hidup yang dirasa lewat tawa canda. Lena dan tiada pernah merasa jika saat itu maut bersiap menjalankan tugasnya. Entah Fatma, aku tak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Orang bilang, kita hanyalah korban dari kesewenangan. Yang kuingat malam itu sesuatu yang begitu berat telah menghantam tubuhku. Lalu pergi begitu saja, meninggalkan kita yang sudah tak berdaya. Aku juga ingat sempat pula melihat ke arahmu. Ah, wajah yang nampak begitu tenang meski berbantal aspal jalanan. Begitu damai mendekap kado istimewanya diantara sakit yang dia rasa. Setelah itu yang ada hanya mati rasa, lalu gelap gulita. Dan entah berapa lama, baru aku sadar jika malam itu menjadi saat terakhirku menatap wajah ayumu. Ya, harus rela menerima jika teman berbagi kupang lontong itu telah tiada.
Fatma, semoga di sana kau sabar menanti aku kembali. Biarlah aku tuntaskan terlebih dulu semua peranku di dunia ini. Kuyakin, kelak pasti kita akan kembali bertemu. Bersama lagi dan menikmati kembali kupang lontong kesukaan kita. Untuk sementara, ijinkan aku mencintaimu dengan caraku. Meredam semua rindu lewat senandung lagu. Mengirimimu surat cinta melalui bait-bait nada. Menyanyikan kembali lagu kesayangan kita di sepanjang pinggir jalan Bhirawa, saksi bisu cinta kita. Fatma, aku masih sama seperti dulu. Lelaki penjaja suara yang mencoba mengecup iba siapa saja melalui nada. Meski aku tahu, diantara suara-suara itu masih saja ada yang menatapku curiga. Tapi biarlah, kurasa hanya kau yang mengerti kenapa kulakukan semua ini. Ya Fatma, hanya kau yang tahu jika kulakukan semua dengan terpaksa. Sungguh aku terpaksa Fatma. Sebab, bagaimana tidak terpaksa, jika untuk menatap kupang lontong ini saja, kedua mataku sudah tak lagi kuasa?
Sungguh terpaksa jika haarus meneteskan air mata, kisah cinta seorang pengamen ya mas..., ide dan imaginasinya bagus...
BalasHapussemoga sukses
hehehe sedang belajar berimajinasi mas
HapusKupang lontong di jalan kapten bhirawa, daerah mana ya?
Hapus## smoga fatma sabar menanti
Terima kasih Pakde..
BalasHapusAh, selalu saja tersentuh kalau membaca tulisan-tulisan pemilik blog ini...
BalasHapusSmoga cinta itu akan abadi, biarpun untuk sementara dipisahkan oleh alam yang berbeda.
Kupang lontong?
Saya juga sukaaaa...
:D
Sebenare nulis ini gara-gara saya lagi pingin makan kupang lontong mbak.. ya andai saja pas itu pingin bakso, mungkin makanannya diganti bakso hehe
HapusEh iya, jalan Kapten Bhirawa itu dimana to?
BalasHapusJadi penasaran ;)
Selamat ikutan lomba ya, sukses dengan idenya yang unik ini...
Coba buka peta Surabaya.. dan bayangin jalan itu ada hahaha
Hapusmakasih mbak Irma
pasti bersenandungnya pk lagu dangdut deh xixixi
BalasHapussukses kontesnya ya :D
lah kalau pakai lagu rock malah jingkrak-jingkrak mbak
HapusWah tibake sampean kie jago juga bikin FF to KangMas, sampai-sampai aku arep makan kupang lonthong kegemaran nggak jadi, soalnya begitu menatap butiran kupang yang menggoda, hati langsung terenyuh membayangkan kondisi hati kekasih Mbak Fatma yang telah mendahului. Sungguh terpaksa aku nggak jadi ikutan maem kupang lnthong.
BalasHapushahaha iso wae sampean Kang.. wis dimakan kupang lontongnya tuh
HapusSeperti penjabaran dari lirik lagu ya Kang ?
BalasHapusSelamat atas kontes GA nya.
Salam wisata
Ya Kang.. inspired by dangdut
Hapushiks, sedih begini endingnya ...
BalasHapusMau juga dong di kasih kado sebungkus kupang lontong.
Loh sedih kok doyan lontong hehehe.. Sedih apa laper nih? :p
HapusHihirrrrrrrr Fatma semoga senang ya bisa bermanja dengan abang.
BalasHapusSayang aku kurang suka lonthong.
Garai nguyuan.
Fatma udah tiada loh mas..
Hapussemoga menang bang
BalasHapusMakasih mbak Nia
Hapuswow.... so Rhoma....
BalasHapusandai aku dapat surat seperti itu..... TOP.
Butuh gitar mbak jika pingin surat seperti itu
HapusKEnapa sad ending atuuuh mas, aku udah berbunga-bunga bin seneng *eh....keren banget FFnya.
BalasHapusEnggak sangka, nada-nada dalam kalimat itu, akhirnya mengantarkan kejutan, bahwa si Fatma tiada....Hm...sukses yo kontesnya
Salam
Astin
Makasih mbak Astin.. salam buat Faiz ya
HapusFF-nya bagus, Mas.
BalasHapusSemoga saat saya ke Surabaya nanti, ingat buat mencicipi kupang tahu. :)
Gudlak ya, Mas...
aiih.. aku kok nggregel maca FF iki.. hiks...
BalasHapusfatma memang harus bersabar menunggu kedatanganmu kembali.... sungguh ter la lu, pergi tanpa kabar
BalasHapusWah bisa juga bikin FF ya mas, romantis pula :) Kupang lontong itu apa ya?
BalasHapusKupang lontong di ujung jalan kapten Bhirawa, membuat cintaku tambah tersangkut kepadamu, Fatma hahaha..
BalasHapusgood luck buat kontesnya ya mas :)
BalasHapusbuta ya? dan fatma sdh tiada?
BalasHapusSemoga Fatma tenang disana :-)
BalasHapusDuh, kisah cinta yg berakhir sedih ya.. :-(
Sukses ya Kang dgn kontesnya :-)
Fatma pasti bisa menjadi seorang isteri yang penuh pengertian dlan sholehah. Btw "kupang lontong" itu apa sama dengan "ketupat sayur" ya. Mksh, kafedut, hehe....
BalasHapusTerinspirasi Asep Irama? BTW aku suka ceritanya... keren :)
BalasHapusSemoga beruntung ya kontesnya... ceritanya asyik.
BalasHapusDalem banget sih ceritanya sampai meler nih ingus.. #loh
BalasHapusSukses ya ngontesnya ^^
Aku belum pernah mencicipi kupang lontong. . .
BalasHapusEmang lagu kenangnnya apa? :P Hayooo, ketauan. Selam untuk Fatma. . .
Dan sukses ngontesnya. .. :)
Mampir, mengunjungi Fatma :D
BalasHapus;( hiks....., kenapa mesti pergi unuk selamanya... Sungguh rindu yang tiada berujung.....
BalasHapus*sedih banget ceritanya.....
Semoga Sukses Senandung cintanya ya.... *ambil tisu*