Jika saja saya bertanya kepada pengunjung Kafedut tentang minuman apa yang menjadi favoritnya. Mungkin sebagian besar diantaranya akan menjawab kopi. Bisa dikatakan hampir semua orang menggemari kopi. Dari warung tegal hingga kafe internasional. Dari rapat kantoran hingga obrolan warga di Poskamling pinggir jalan, hampir dipastikan kopi yang jadi suguhan. Seakan menasbihkan jika kopi menjadi minuman terfavorit penduduk bumi.
Demikan pula halnya dengan saya, begitu menggandrungi minuman yang dalam bahasa Arab disebut qahwa ini. Kopi itu doping bagi aktifitas harian saya. Juga bisa menjadi stimulan obrolan saat kita kumpul bareng teman-teman. Saat menulis seperti sekarang, kopi seakan menjadi amunisi inspirasi lewat sruput demi sruput legit yang diberi.
Tapi, tahukah anda kualitas dari kopi yang biasa anda konsumsi sehari-hari? Tahukah anda jika selama ini rakyat Indonesia hanya kebagian biji kopi kelas teri? Di artikel mbak Evi yang berjudul "Kopi tubruk specialty grade 1", temyata oh ternyata kualitas kopi yang biasa kita sruput itu cuma jenis abal-abal saudara-saudara. Padahal negeri kita disebut-sebut sebagai negara penghasil kopi terbaik ketiga di dunia. Bukankah itu sungguh terlaaaaa.lu? (tolong baca dengan logat Rhoma Irama, dan rasakan betapa ngenesnya kita sebagai penikmat kopi hahaha)
Lantas biji kopi terbaik kita siapa yang nikmati dong? Hmmm, sebentar saya akan jelaskan, tapi ijinkan saya untuk menyruput kopi dulu. Ijinkan sejenak saya menikmati kopi abal-abal ini hihihi.
Tak perlu diragukan lagi jika negeri kita ini adalah negeri yang kaya. Tapi, bukan rahasia pula jika tak semua kekayaanya bisa dinikmati bersama. Paling-paling hanya segelintir orang saja, dan selebihnya bule-bule di luar sana. Kaya akan tambang bukan berarti negara kita banyak uang. Emas, minyak dan aneka tambang lainnya sejatinya bukan milik kita, tapi orang asing yang menikmatinya. Selebihnya kita hanya diberi sisa berupa aneka kerusakan lewat lubang-lubang bumi yang menganga.
Nah, jika kekayaan bumi kita sudah banyak yang diangkuti ke luar negeri, apa harus demikian pula dengan biji kopi terbaik kita? Hmm jadi khawatir nih, jangan-jangan nanti dangdut diusung juga ke luar negeri. Tidak, saya tidak bermaksud untuk memprovokasi para penikmat kopi. Tapi, hanya sekedar mengetuk hati para produsen kopi di negeri ini. Berikan kami kopi kualitas tinggi seperti JJ Royal Coffee. Jangan biarkan rakyat hanya bisa gigit jari, dan hanya menikmati kopi abal-abal saja !
Tapi sudahlah, nikmati saja semua kondisi yang ada. Setidaknya hingga hari ini kita masih bisa menikmati kopi, meski hanya merk Abal-abal Coffee.
Dangduters, yuk kita sama-sama nikmati lagi kopi masing-masing. Mungkin lebih afdol lagi jika disruput sembari dengerin Kopi Dangdut. Lalu biarkan imajinasi anda melayang tinggi. Yah, berimajinasilah layaknya menikmati secangkir kopi hangat berkualitas tinggi.
Hidup kopi abal-abal Indonesia !
Kopi kothok bos, mantap lebih nendang rasane,,,
BalasHapusKopi kothok? wuih piye rasane mas?
Hapussaya juga penyuka kopi. sekedar suka memang, karena tak tahan kalau terus menikmati kopi. ada masalah dengan lambung
BalasHapusSaya setuju, Indonesia adalah kaya. memang. tapi apa yang terjadi sekarang, seperti kontradiksi. Hm.. nikmati saja, itu betul. nikmati saja dengan segelas kopi :)
Yuk.. disruput bareng kopi abal-abalnya mbak.
HapusKalau teh abal abal ndak yaa..? Sy penggemar teh hehe..
BalasHapusNgeneesss yah.. Hiks...
Ah nikmati saja yah Kang, citarasa itu kan subjektif toh...? :-D
Sukses GAnya yah Kang! :-)
Kayaknya ada deh mbak.. LSM abal-abal aja banyak, apalagi teh hehe
Hapusmakasih mbak Thia
bkn penggemar kopi tp kok ikut ngenes yaaa
BalasHapusberarti anda penggemar ngenes mbak Nia haha
HapusKonon katanya emang begitu Mas. Biji kopi terbaik selalu di ekspor. Yah dimaklumi juga sih, kopi terbaik pasti harganya mahal. Dan kita diletakan di segmen pasar murah hehehe..
BalasHapusMakasih ya Mas..ikut ngopi dangdut dulu ah...Tariiikkk...
Apapun yang terjadi saya masih suka kopi wis mbak..
Hapussama-sama mbak Evi.. senang bisa turut meramaikan.
AKu ga suka kopi om..
BalasHapusTapi agak ngenes emang kalo negara penghasil kopi sampai rakyatnya ga kebagian kopi yang berkualitas...
Kalo dangdut sampai dibawa ke luar negeri juga.. huuuhhh tak unyel2 Om LAdangduter...Hehehe
Sukses ya om Ga nya..
hahaha.. ampuuuun mbak.. uyel-uyel Dzaky aja deh
Hapuskalo gitu mending minta Emak 'mendeplokan' kopi sendiri hasil dari sepohon kopi di belakang rumah, biar nggak abal-abal. Kopi bisa kita pilih sendiri yang bagus tur sueger apalagi kalo nunggu hasil akhir dari luwak pasti lebih oke punya
BalasHapusAtau langsung klethak biji kopi yo Kang.. biar bisa merasakan sensasi kopi asli hihihi
Hapuskopi abal2 aja byk yang suka, ya :D
BalasHapusGak po2 Mas
BalasHapusYang penting masih bisa ngopi :)
astagaaaa.. baru tau yang punya ini siapa,,,, -_-
BalasHapuspantesan kq sering komen di blogku
betul sekali itu sob. Apalagi kopi luwak. Kopi ekspor itu. Orang sendiri malah nggak pernah menikmatinya. Padahal rasanya enak banget.
BalasHapuswah bahas kopi jadi pengin ngopi mas. hehe
BalasHapusKunjungan perdana mas di blog ini. mampir ke blogku ya !!
Disini ada kopi lanang, Om. Mau saya kirimi kopi lanang tah ????
BalasHapusSukses GA nya Om
Lho, banner GAnya mana, mas?
BalasHapusBtw, kopi sungguhan pastinya lebih mahal ya mas? Biarlah kopi abal2 saja .. lebih murah hehehe
Aku memang bukan penggemar kopi namun dalam waktu tertentu aku juga suka kok minum kopi apalagi kalau lagi kumpul sama temen temen gak enak kalo gak sambil ngopi.
BalasHapusNiche Blog :)
kalau saya suka yang kopi luwak gan, kira-kira itu termasuk kopi abal-abal bukan ya...
BalasHapusIya sih... banyak orang suka kopi, tapi kenapa aku gak suka ya?
BalasHapusagak miris juga ya jadinya
BalasHapusSaya suka kopi, dan mungkin kopi abal-abal juga :)
BalasHapus